BENING HATI LURUS AMALAN

Seutama-utamanya berdzikir membaca Al-Quran

Selasa, 08 Februari 2011

TAFSIR Q.S. AN-NISA : 40 – 42

{ إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا (40) فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا (41) يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الأرْضُ وَلا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا (42) }
Terjemahannya: “ Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.”
Ayat yang senada menafsirkan ayat diatas:
{ وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ} [الأنبياء: 47]
Terjemahannya: “ Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.” (Q.S. Al-Anbiya: 47 )
{ يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ] (5) } [لقمان: 16]
Terjemahannya: “  (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Luqman: 16 ).
{ يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ. فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ }
Terjemahannya: “Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S.Al-Zalzalah: 7 – 9 ).

وفي الصحيحين، عن أبي سَعِيدٍ الخُدْري، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم في حديث الشفاعة الطويلِ، وفيه: فيقول الله عز وجل: "ارْجِعُوا، فَمَن وجدتم في قلبه مثقالَ حبة خردل من إيمان، فأخرجوه من النار".
Di dalam hadits shahihain diterima melalui Said bin al-Khudri, dari Rasulullah saw. berkenaan hadits Syafaat yang panjang  didalam redaksinya terdapat, “Maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Kembalilah Kalian! Barangsiapa yang kalian dapati didalam hatinya terdapat keimanan sebesar biji sawi, keluarkanlah ia dari Neraka!”
عن أنس: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إن الله لا يظلم المؤمن حسنةً، يُثابُ عليها الرزق في الدنيا، ويجزَى بها في الآخرة. وأما الكافر فيُطعم بها في الدنيا، فإذا كان يومُ القيامة لم تكن له حسنةً.
Dari Anas: bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menganiaya balasan kebaikan seorang mukmin, akan dianugerahi rezeki atas kebaikan itu di dunia dan niscaya diberi balasan pula karena kebaikan itu di akhirat. Adapun bagi orang yang kafir: ia akan diberi makan karena kebaikannya di dunia, tetapi ketika di hari kiamat tidak ada kebaikan baginya” – H.R. Abu Dawud ( Tafsir Ath-Thabari,VIII, t.t. : 361 ).
Penjelasan Eksplisit:
عن عبد الله بن السائب، عن زَاذَانَ قال: قال عبدُ الله بن مَسْعُود: يُؤْتَى بالعبد والأمَة يومَ القيامةِ، فينادي منادٍ على رءوس الأولين والآخِرين: هذا فلانُ بنُ فلانٍ، من كان له حق فليأت إلى حقه. فتفرحُ المرأةُ أن يكون لها الحق على أبيها أو أخيها أو زوجها. ثم قرأ: { فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ } [المؤمنون:101] فيغفر الله من حقه ما يشاء، ولا يغفر من حقوق الناس شيئا، فينصَب للناس فينادَي: هذا فلانُ بن فلانٍ، من كان له حق فليأتِ إلى حقه. فيقول: رَبّ، فَنِيَت الدنيا، من أين أُوتِيِهْم حقوقَهم؟ قال: خذوا من أعماله الصالحة، فأعطوا كلَ ذي حق حقه بقدر طلبته فإن كان وليًّا لله ففَضَلَ له مثقالُ ذرة، ضاعفها الله له حتى يدخلَه بها الجنة، ثم قرأ علينا: { إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا } قال: ادخل الجنة؛ وإن كان عبدًا شقيا قال الملك: ربِّ فنيت حسناته، وبقي طالبون كثير؟ فيقول: خذوا من سيئاتهم فأضيفوها إلى سيئاته، ثم صُكُّوا له صَكًّا إلى النار.
Dari Abdulah bin as-Sa’ib, dari Zadan, ia berkata: Abdulah bin Mas’ud telah berkata: “Akan diberikan (haknya) terhadap seorang hamba sahaya laki-laki dan seorang hamba sahaya perempuan pada Hari Kiamat. Maka Menyerulah seorang penyeru terhadap para pemimpin di masa awal dan di masa akhir: “Ini adalah si fulan bin fulan, barangsiapa yang mempunyai hak terhadapnya, tunaikanlah hak terhadapnya!” Maka seorang perempuan menjadi berat karena ada hak baginya terhadap bapaknya, saudaranya atau suaminya. Kemudian beliau membaca, “Fala ansaba baynahum yaumaidzin wala yatasa’alun”, Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” ( Q.S. Al-Muminun: 101 ). Kemudian Allah memberi pengampunan karena haknya yang Dia Kehendaki. Dan Allah tidak akan memberi pengampunan karena hak-hak terhadap sesama manusia sedikitpun karena ia menjadi bagian hak manusia. Maka diserulah: “Ini adalah si fulan bin fulan, barangsiapa yang ada hak baginya, maka tunaikanlah haknya.”Malaikat bertanya, “Ya Rabbi, Harta dunianya telah habis, dari mana diambil hak-hak mereka?” Allah berfirman, “Ambillah dari amal-amal shalihnya!” Maka diberikanlah setiap yang mempunyai hak akan haknya seukuran tuntutannya. Jika ia seorang yang mentaati Allah diberi keutamaan seberat dzarrah, lalu Allah melipatgandakannya sehingga Dia memasukkannya sebab amalanya ke Sorga. Kemudia Ibnu Mas’ud membacakan kepada kami sepenggaal ayat, “Innalloha layazhlimu mitsqola dzarrotiw wa ing taku hasanatay yudlo’ifha”, “ Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya”. Allah berfirman, “Masuklah Engkau ke Sorga!” Dan jika keadaan hamba itu seorang yang celaka, Malaikat bertanya: “Ya Robbi, berbagai amal kebaikannya telah habis, sedangkan masih tetap banyak orang yang menuntut?” Maka Allah berfirman, “Ambillah dari berbagai amal kejelekan mereka!” Maka ditambahkanlah amal kejelekan mereka ( yang menuntut ) kepada berbagai amal kejelekannya ( yang dituntut ), kemudia mereka dihantam dengan hantaman yang keras ke Neraka” (Tafsir Ibnu Katsir,II, 1999: 304 – 305 ).
عن ابن مسعود قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم : « اقرأ عليَّ قلت : يا رسول الله أقرأ عليك وعليك أنزل؟! قال : نعم . إني أحب أن أسمعه من غيري . فقرأت سورة النساء حتى أتيت على هذه الآية { فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيداً } فقال : حسبك الآن . . فإذا عيناه تذرفان » .
Dari Ibnu Masud, ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda kepadaku: “Bacakanlah ( Al-Quran ) kepadaku!” Aku Berkata: “Ya Rasulallah, apakah pantas aku bacakan Al-Quran untuk Engkau, padahal Al-Quran diturunkan atas Engkau?!” Beliau bersabda: “Ya. Sesungguhnya aku lebih menyukai untuk mendengarkannya dari selainku.” Maka aku membacakan Surat An-Nisa sehingga tiba pada ayat ini, “fakayfa idza ji’na ming kulli ummatim bisyahidiw waji’na bika ‘ala ha’ula’I syahidan”, Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Beliau bersabda: “Cukup Engkau penghisab sekarang……” Tiba-tiba kedua mata beliau berlinang ( Tafsir Ad-Dur Al-Mantsur,III, t.t. : 126 ).
ومعنى الكريمة فكيف تكون حال أهل الكفر والشر والفساد إذا جاء الله تعالى بشهيد من كل أمة ليشهد عليها فيما أطاعت وفيما عصت ليتم الحساب بحسب البينات والشهود والجزاء بحسب الكفر والإِيمان والمعاصي والطاعات ، وجئنا بك أيها الرسول الخليل صلى الله عليه وسلم شهيداً على هؤلاء أى على أمته صلى الله عليه وسلم من آمن به ومن كفر إذ يشهد أنه بلغ رسالته وأدى أمانته صلى الله عليه وسلم
Makna ayat yang mulia tersebut: “maka bagaimanakah keadaan golongan kufur, syirik dan fasad ketika Allah  Ta’ala mendatangkan saksi dari tiap-tiap umat untuk menjadi saksi atasnya terhadap ketaatan dan kemaksiyatan. Kalian tidak akan dihisab dengan hisaban yang jelas, disaksikan dan diberi balasan seukuran kekufuran dan keimanan, kemaksiyatan dan ketaatan. Sedangkan kami datangkan Engkau, Wahai Rasul pilihan saw.  sebagai saksi atas mereka, maksudnya atas umatnya saw. barangsiapa yang beriman terhadapnya dan kufur kepadanya, karena ia bersaksi bahwa Rasulullah saw. telah menyampaikan risalahnya dan  menunaikan amanahnya ( Tafsir Aysaru al-Tafasir, Abu Bakar al-Jaza’iri,I, t.t. : 262 ).
وقال الكلبي: يقول الله عز وجل للبهائم والوحوش والطير والسباع: كُونُوا تُرابًا فتسوى بهنَّ الأرض، فعند ذلك يتمنّى الكافر أن لو كان ترابًا كما قال الله تعالى: "ويقولُ الكافرُ يا ليتني كنتُ ترابًا"( النبأ 40 ) .
Al-Kalbi telah berkata: “Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman kepada hewan peliharaan, binatang liar, burung dan binatang buas: “Jadilah kalian tanah!” maka merekapun rata dengan tanah. Ketika itu orang yang kafir berangan-angan sekiranya keadaannya menjadi tanah, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku adalah tanah" ( Q.S. An-Naba’: 40 ) ( Al-Baghawi, II, 1997 : 218 ).
( Disampaikan pada Pengkajian Tafsir Tematik Masjid At-Taqwa Cicapar Leles-Kab. Garut, 04 Pebruari 2011 ).

Tidak ada komentar: